Bab 12 - Seseorang dari Masa Lalu

12.4K 948 25
                                    


Preview Last Chapter

Tak lama pesanan Andira datang diantar oleh seorang waitress laki-laki yang cukup tampan. "Silahkan menikmati, kalau ada pesanan lain bisa panggil saya.." Waitress itu melihat ke arah Andira kemudian terkesiap kaget. "Andira?"

.

.

.

Andira yang matanya hanya terfokus pada kuenya pun menaikkan kepalanya.

Loh, nama masnya Andira? Kok gak ada kece-kecenya sama sekali?

"Andira? Kamu ngapain di sini?" tanya si waitress lagi.

Andira menggaruk-garuk telinganya yang tidak gatal.

Ternyata nama masnya bukan Andira! Apakah dia pernah mengenalku?

"Ehm, mau makan hehe. Apa kabar," Andira melirik nametag si waitress. "Armando?"

Si waitress memberikan beberapa tanda pada waitress lainnya kemudian duduk di depan Andira. Mungkin tanda istirahat atau izin atau apalah.

"Ada yang aneh sama kamu, kamu masih main piano di cafe kan?" Armando mengerutkan keningnya melihat tingkah Andira yang tidak biasa.

Andira mulai panik. Ia harus bilang apa?

Mas Angga tolong! Eh, tadi dia bilang main piano bukan?

"Ehm itu, iya saya eh aku.. lupa ingatan jadi ehm, maaf."

"HAH?" Armando membulatkan mata dan mulutnya, untung saja suaranya tidak terlalu besar tadi. "Kamu serius? Terus tadi kok bisa tau nama aku?"

"Serius. Err itu tadi aku liat nametag." Jawab Andira, ia mengambil handphonenya yang dibelikan Angga kemudian mengetikkan sesuatu dengan cepat.

Mas Angga, saya lagi ada di Cafe Arnold, kesini cepetan! Ada orang yang kenal sama saya dan saya gak tau harus gimana. Saya janji kalau Mas Angga datang kurang dari 10 menit saya bakalan cium Mas Angga!

"Oalah, terus kamu tinggal di mana? Udah gak main piano lagi dong di cafe?"

"Err, ada sama keluarga." Andira terpaksa berbohong. "Memangnya dulu aku main piano? Di cafe ini?"

"Iya, tapi bukan di sini. Dulu kita kerja sama-sama di cafe Arnold cabang lain. Terus aku dipindahin ke sini. Dulu kamu juga maksa-maksa biar dipindahin ke sini biar bareng sama aku, tapi gak disetujuin sama manager." Armando tertawa kecil ketika mengatakan hal itu, membuat Andira mengerutkan keningnya.

Memangnya dulu hubungan kami apa? Kenapa aku harus ikut-ikut dia?

.

.

.

Angga begitu mendapat SMS dari Andira langsung lari pontang-panting mencari Cafe Arnold yang entah di mana. Angga takut kekhawatirannya terjadi. Angga takut kalau Andira sudah mempunyai pacar dan ingin kembali bersama pacarnya, meninggalkan Angga sendirian sambil menggendong Angkasa yang menangis.

Gambaran yang cukup menyedihkan.

Setelah 7 menit lari-lari akhirnya Angga menemukan Cafe Arnold. Angga masuk ke dalam dan mencari-cari keberadaan Andira. Angga memelototkan matanye begitu melihat Andira berbincang dengan seorang pria dipojok ruangan.

Diulangi, seorang pria.

PRIA!!

Selama ini tak ada pria yang dekat dengan Andira selain Angga dan begitu melihat Andira berbincang dengan pria lain rasanya begitu aneh.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang