bag 1

3.2K 41 6
                                    

Mentari pagi mulai naik. Cuaca hari jumat ini cerah sekali, awan putih bergelung gelung di langit yang biru. Terlihat hiruk pikuk para santri putri yang sedang bersih bersih di halaman asrama putri ini karena setiap hari jumat merupakan hari untuk kebersihan di pondok pesantren Al Huda.

"Zil, besok nggak boleh pulang ya? Kan hari libur masa harus di asrama terus! " Zulfa mendumel pelan pada zila. Zila yang mendengarnya tersenyum kecil,

"walaupun diwajibkan tetep diasrama emang lo bakal tetep disini? Biasanya kan lo pulang zul walau sama bu asrama nggak dibolehin."

"Hehe iya juga si,"

"Lo si demen banget bikin perkara, kabur kaburan dari asrama. Jadi kan yang nyanyi hadroh nggak ganti ganti lo mulu!"

"Ish gue mah nggak kabur kaburan gue kan pulang ke rumah kangen abah sama umi Zil, biar lah setiap abis kabur kena hukuman nyanyi hadroh itung itung latihan siapa tau besoknya jadi penyanyi haha "

"Hus jangan keras keras nanti di samperin ibu asrama lho. Nih cepetan rumputnya di cabutin biar cepet beres!"

"Iye iye. Tapi nanti bantuin gue kabur ya?" Zulfa mengedip ngedipkan matanya pada zila sambil tangannya di tangkupkan memohon.

"Iya zulfaaaaaaaaa aziraaaa. Ini cepetan di beresin. "

"Siap bos !" Ucap zulfa bersemangat dengan sikap hormat dan tersenyum lebar.

*****

Seorang lelaki muda menatap bangunan bertuliskan Pesantren Al Huda dia berperawakan tinggi, berwajah tampan dan berkulit putih. Ia berjalan melewati gerbang masuk ke halaman pesantren. Ia mengadah ke atas menghirup udara yang masih terbilang asri.

"Den Zafran" dari kejauhan seorang lelaki paruh baya memanggilnya. Laki laki muda tadi menoleh dan tersenyum lebar menatap orang yang tadi memanggilnya.

"Eh mang ujang... apakabar?" Lelaki paruh baya tadi yang dipanggil mang ujang langsung memeluk lelaki muda itu.

"Baik baik mang, mang ujang gimana?" Mang ujang melepas pelukannya.

"Baik juga mang, umi sama abi di dalem mang?"

"Di dalem den, abi sepertinya habis menghadiri pengajian rutin tadi"

"Gimana nih den amerikanya?"

"Gimana apanya mang?"

"Ya gimana disana? Cewenya pasti cantik cantik ya den?"

"Cantik si... tapi nggak ada yang soleha mang haha"

"Namanya juga cewe bule. Non muslim lagi kesana sini cuma pake daleman aja berani... ckckck anak jamn sekarang "

"Haha Nggak cuma bule kali mang yang gitu. Orang indonesia juga banyak yang kayak gitu."

"Hehe iya juga si den" mang ujang menggaruk belakang kepalanya sambil nyengir memperlihatkan gigi rapinya tetapi hilang satu dibagian depan alias ompong.

"Ya udah mang saya ke dalem dulu ya"

"Nggih monggo den.. ini biar sayayang bawain tasnya ya den.?"

"Iya mang, makasih yaaa."

*****

"Zil, gimana udah aman kan?"

"Belum zul. Nanti deh bentaran lagi rame nih depan"

"Emang ada apa si kok rame rame? " zulfa mengintip dari belakang tubuh zila, yang terlihat hanya kepalanya saja.

"Ish nora deh. Cuma gara gara cowok cakep aja pada teriak teriak " zulfa mendengus kesal. "Secakep apa si emang?"

"Cakep deh beneran. Anaknya abi sulaiman lagi. Dijamin soleh "zila menjawab dengan sangat bersemangat. Zulfa memandang zila ya ng sekarang sedang berbinar binar sambil tersenyum nggak jelas.

"Apaan si zul liatinnya aku biasa aja kelles!"

"Lo kali yang harusnya biasa aja liatin tuh cowo. Emang wajahnya kek gimana si? Gue cuma liat belakangnya doang."

"Ganteng plus plus zul, maklum lah tinggalnya kan diluar negri di Amerika dari SMA bareng sepupunya. Sekarang nih pulang katanya si mau lanjutin kuliah disini zul " terang zila pada zulfa.

"Oh gitu toh. Dih kalo menurutku remaja remaja yang tinggal di luar negri kan banyak yang nggak bener. Kenakalan remaja kan lebih bahaya dari di sini sex bebas mah udah biasa disana. "

"Ih suudzon kamu zul. Nggak boleh tuh, kan nggak semuanya zulfaaaaaa!"

"Tapi kan kebanyakan zilaaaaa"

"Ya udah deh terserah kamu zul. Sono kabur sendiri gue males ah bantuin orang yang suudzon." Zila cemberut. Dia sebel sama zulfa yang ke sok tauannya tuh kadang jadi suudzon.

"Dih ngambek. Ya udah deh aku pergi dulu ya zil. Babayyy jangan cemberut terus nanti cantiknya ilang wleeekkkkk" zulfa tersenyum jahil sambil memeletkan lidahnya.

*****

Sehabis bertemu abi dan uminya serta beristitahat sejenak kini zafran berkeliling pesantren sambil melihat lihat keseluruhan pondok pesantren kini. Dulu dan sekarang tak banyak berubah namun kini lebih bertambah dari segi bangunannya. Pesantren ini ada dua bagian, bagian selatan untuk santri putri dan bagian utara untuk santri laki laki. Untuk santri santri disini kebanyakan sedang melangsungkan sekolahnya di universitas islam negri dekat sini. Tetapi berhubung sekarang masa liburan semester, mereka banyak yang berada di asrama.

Zafran tersenyum kecil mengingat tadi disepanjang jalan setiap santri perempuan maupun laki laki menatapnya dengan pandangan yang tak biasa. Ada yang memandangnya sampai tak berkedip, ataupun melihat sambil melongo. Begitu tampannya kah diriku? Pikirnya. Ketika dia sedang melihat bagian belakang pondok pesantren dia melihat seorang perempuan berjilbab mengendap endap. Dia ikuti perempuan tersebut ketika sampai di ujung tembok yang agak rendah perempuan tersebut mencoba menaiki tembok itu.

"Eh siapa lo?" Tunjuk zafran pada perempuan itu. Zulfa yang dimaksud perempuan itu menoleh. Ia terpana melihat sosok laki laki yang baru dilihatnya. Perasaan santri laki laki disini tidak ada yang setampan ini. Pikirnya. Zulfa masih melongo dan tak berkedip menatap laki laki itu.

"Mau kabur yaa. Santri sini kan?" Tanya zafran. Zulfa masih diam.

"Heh lo. Kok diam si!" Tanya zafran agak kencang. Zulfa yang posisinya masih di atas tembok kaget. Tiba tiba terdengar bunyi sesuatu jatuh yang cukup keras.

"Aduhhh!" Zulfa jatuh dengan posisi duduk ,pantatnya mendarat terlebih dahulu sepertinya itu sangat menyakitkan. Zafran langsung mendekat dan bertanya "lo nggak papa?" Zulfa hanya tersenyum sangat manis . Sepertinya zulfa sudah terkena pesona Zafran.

TBC

Pesantren in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang