Hollow : Paranoia

1.1K 205 168
                                    

Sejak awal ketika Ibu Daniel mengundangnya untuk berkunjung, Seongwu sudah merasa gugupㅡmeskipun ia bisa dengan pandai menyembunyikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak awal ketika Ibu Daniel mengundangnya untuk berkunjung, Seongwu sudah merasa gugupㅡmeskipun ia bisa dengan pandai menyembunyikannya. Lantas sekarang, setelah sadar kalau kegugupannya merupakan sebuah pertanda, haruskah Seongwu tetap berpura-pura kalau dia baik-baik saja?

Apa yang bisa Seongwu lakukan untuk mengambil hati dan merubah pemikiran Ibu Daniel tentangnya?

...

Mungkin, jawabannya.. tidak ada.

Jika alasan Ibu Daniel tidak menyukainya lantaran dia pernah menikah, mempunyai seorang anak, dan pernah bercerai. Rasanya, tidak ada yang bisa Seongwu lakukan karena pada akhirnya dia akan selalu tertampar oleh fakta.

So be it.

Meskipun Guanlin begitu menyukai Daniel. Meskipun Daniel bilang dia menyayangi mereka. Dan meskipun dalam lubuk hatinya yang terdalam, Seongwu tidak bisa mengelak kalau dia juga mempunyai rasa yang sama.

Apa gunanya?

"..Wu? Hey."

Yang dipanggil akhirnya menoleh ketika merasakan hangatnya telapak tangan menyentuh punggung tangannya. Seongwu langsung disambut dengan tatapan penuh tanya dari Daniel yang harus sedikit membungkuk untuk menggapai Seongwu karena kedua kursi mereka terpisah ruang untuk lajur berjalan.

Mereka sudah kembali dalam perjalanan menuju Seoul setelah menginap satu malam. Kendati harus mengambil jadwal keberangkatan yang terakhir karena Guanlin terlalu betah untuk pulang.

"Kamu dari tadi ngelamun." Ucap Daniel keheranan dengan satu alis terangkat, "Kenapa?"

Seongwu hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban, tersenyum kecil sebagai indikasi kalau dia baik-baik saja.

Mungkin lelah, pikir Daniel. Karena itu dia hanya mengangguk dan tidak bertanya lebih.

"Kamu jadi suruh Jaehwan buat jemput?"

Seongwu kembali menggeleng, kali ini ditambah dengan sebuah cebikan malas. "Dia lagi nginep di tempat Sewoon. Lebih jauh katanya kalau jemput, naik taksi aja."

Daniel tertawa renyah. Tipikal Jaehwan, nothing new.

"Yaudah jangan ngelamun terus. Masih ada satu jam lagi, mending kamu tidur.. kamu keliatan capek banget." Ujar Daniel kemudian membantu Seongwu menurunkan sandaran kursinya agar lebih nyaman untuk beristirahat. Sementara dirinya sendiri memilih untuk terjaga, karena siapa yang butuh tidur kalau dia bisa memperhatikan wajah Guanlin dan Seongwu yang tampak gemas saat terlelap.

 

.

 

Begitu mereka sampai di rumah, Daniel dengan sigap membawa Guanlin yang masih terlelap dalam gendongannya untuk dibawa ke kamar di lantai dua. Seongwu masih belum banyak bicara, seolah pikirannya masih mengawang entah kemana.

5 Reasons Why | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang