DISTRUTTO || 22

86 12 21
                                    

HAPPY READING 🤍

"Tidak ada yang terlahir sempurna, karena itu kita perlu berusaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada yang terlahir sempurna, karena itu kita perlu berusaha."

- DISTRUTTO -


Pagi ini suasana SMA Pelita Bangsa sedikit berbeda dari sebelumnya, pasalnya kali ini keadaan di koridor, tepatnya di bagian Mading utama sekolah sudah dikerumuni oleh para murid.

Sandra berjalan ke arah keramaian tersebut, tepat ketika dirinya sudah berada tidak jauh dari Madiang utama. Sandra berjalan perlahan untuk masuk ke dalam kerumunan tersebut dengan berkata, "Permisi."

Hingga sampai dirinya tepat di hadapan Mading, sangat terlihat dengan jelas beberapa poster yang sama, yang dapat dia lihat.

Melihat hal tersebut, Sandra dengan cepat mengambil ponselnya yang berada di saku seragam sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melihat hal tersebut, Sandra dengan cepat mengambil ponselnya yang berada di saku seragam sekolahnya. Gadis itu, dengan cepat memotret poster yang berada di hadapannya. "Gue harus ajak Rosa nih!" Serunya dengan bersemangat, lalu pergi dari keramaian itu.

Di lain sisi, Aksa kali ini menatap poster yang anggota Osis pasang sudah ramai dilihat teman-temannya itu tersenyum tipis. sehingga, pandangannya teralihkan ketika seseorang menepuk pundaknya, lelaki itu menaiki salah satu alisnya. "Kenapa?" tanyanya sembari natap gadis itu yang kali ini sudah berada di sampingnya, dengan tangan yang sudah di pembatas lantai dua. 

"Lo keren, gue denger acaranya bakalan lebih besar dari tahun kemarin, bener?"

Aksa yang awalnya sudah kembali memperhatikan area mading utama itu, kembali menoleh ke arah gadis itu kembali. "Kalau bukan bantuan dari lo, gue ngga akan dapat masukan sebagus ini," jelasnya.

Gadis itu terkekeh. "Jangan gitu, nanti gue terbang lo puji," balasnya dengan nada bercanda. 

"Makasih ya, Sya," Aksa tersenyum tipis dengan pandangannya tidak teralihkan sama sekali dari gadis yang tida lain, dan tidak bukan Arsya, kakak tiri dari Sandra. Arsya yang mendengar hal itu hanya menganggukan kepalanya beberapa kali, lalu mengalihkan pandangannya secepat mungkin dari Aksa. 

DISTRUTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang